Komite Keperawatan RS PKU Muhammadiyah Gombong bersama TIM TOT Singapura mengadadakan "WORKSHOP APPLICATION PATIENT SAFETY and HAIs TRAINING TEAM EMERGENCY". Acara dilaksanakan selama empat hari terbagi menjadi dua gelombang. Gelombang I dilaksanakan pada tanggal 19 - 20 September 2014 dan Gelombang II pada tanggal 1 - 2 Oktober 2014. Acara ini diikuti seluruh perawat dan bidan RS PKU Muhammadiyah Gombong. Sedangkan tujuan dari workshop tersebut adalah untuk mengupgrade pengetahuan dan menyamakan persepsi ketika terjadi kegawatan terhadap pasien juga sebagai salah satu dari empat kompetensi dasar yang harus dipenuhi.
Workshop dibuka oleh dr Rahmawati selaku Direktur Pelayanan Klinik RS PKU Muhammadiyah Gombong. Dalam sambutannya beliau berharap dengan diadakannya workshop ini maka tim medis dan para medis RS PKU Muhammadiyah Gombong mempunyai satu persepsi dan prosedur yang sama dalam melakukan tindakan terhadap pasien. Sehingga tidak terjadi misskomunikasi yang dapat merugikan pasien, khususnya dalam keadaan darurat yang memang memerlukan kecepatan, ketelitian dan tindakan yang tepat guna meminimalkan resiko kematian.
Materi Klil di sini
Foto Klik di sini
KOMITE KEPERAWATAN RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG
Sabtu, 20 September 2014
Sabtu, 16 Agustus 2014
Kegiatan perawat hari ini Sabtu, 16 Agustus 2014
Ada 2 acara besar yang terjadi di Kubu Keperawatan dan Kebidanan untuk hari ini. Yang pertama adalah diadakannya acara Silaturahi Bidan dan Perawat RS PKU Muhammadiyah Gombong yang rencananya akan dilaksakan di Yunani Restoran. Sungguh sebuah peristiwa yang luar biasa karena untuk pertama kalinya perawat dan bidan menunjukkan kekompakannya. Dalam kesempatan ini mengundang pembicara dr. Muhammad Baharuddin, SPOG, MARS (direktur RSIA Budi Kemuliaan Jakarta). Acara yang diramalkan bakal meriah ini diprakarsai oleh beliau Bp. Cahyo Nugroho,AMK (Kepala ruang Barokah). Ini adalah wujud dari kekompakan perawat dan bidan RS PKU Muhammadiyah Gombong. Untuk kedepannya semoga acara seperti ini bisa dilaksanakan lagi lebih meriah dan menjadi sebuah agenda tetap Keperawatan dan Kebidanan RS PKU Muhammadiyah Gombong.
Acara yang kedua adalah Ujian Pra Jabatan Karyawan tetap RS PKU Muhammadiyah Gombong. Walaupun ini ujian ini tidak hanya untuk kalangan perawat dan bidan, akan tetapi peserta terbanyak adalah perawat dan bidan. Ujian ini dilaksanakan selama 2 hari mulai Jumat 15 Agustus 2014 berupa ujian Al Islam dan Kemuhammadiyahan secara tertulis dan akan disusul ujian Wawancara Al Islam dan Kemuhammadiyahan pada Sabtu 16 Agustus 2014. Kita doakan saja semoga semua peserta mendapatkan kemudahan dalam menjalani ujian.
Sementara belum ada fotonya ya,,,,besok kalau sudah ada diupload kesini.
Minggu, 10 Agustus 2014
Pengangkatan Ketua Komite Keperawatan
Bagian Kedua PMK No. 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan
membahas tentang Struktur Organisasi dan Keanggotaan Komite Keperawatan.
Banyak yang mempertanyakan tentang siapa yang berhak memilih Ketua dan
anggota Komite Keperawatan. Sebagian ada yang menghendaki, perawatlah
yang memilih kemudian diajukan kepada Direktur untuk ditetapkan. Tapi
sebagian lagi, direktur rumah sakitlah yang berhak memilih.
Terhadap persoalan ini, di Pasal 8 PMK No.49 disebutkan pada ayat 1, “Keanggotaan Komite Keperawatan ditetapkan oleh Pimpinan/Direktur Rumah Sakit dengan mempertimbangkan sikap profesional, kompetensi, pengalaman kerja, reputasi dan perilaku.”
Pasal 9 PMK No. 49 Ayat 1 menyebutkan, “Ketua Komite Keperawatan ditetapkan oleh kepala/direktur Rumah Sakit dengan memperhatikan masukan dari tenaga keperawatan yang bekerja di rumah sakit”.
Dengan mengacu pada dua pasal di atas, sebenarnya cukup jelas, bahwa Ketua Komite Keperawatan ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit dengan mempertimbangkan sikap profesional, kompetensi, pengalaman kerja, reputasi dan perilaku dengan memperhatikan masukan dari tenaga keperawatan yang bekerja di rumah sakit. Jadi memang hak direktur rumah sakit untuk menentukan siapa yang dianggap paling pantas menduduki Ketua Komite Keperawatan.
Justru persoalan utama bagi komunitas perawat di rumah sakit adalah siapa yang akan diajak bicara oleh direktur dalam mempertimbangkan seseorang menduduki posisi Ketua Komite Keperawatan. Tentu yang akan diminta memberi masukan dan pertimbangan adalah perawat yang memang dipercaya oleh direktur. Di rumah sakit swasta biasanya adalah Asisten Direktur Keperawatan atau Manager Keperawatan. Bila di rumah sakit negeri mungkin Bidang Perawatan. Atau siapapun yang memang mendapat kepercayaan direktur untuk memberikan pertimbangan dan masukan.
Sebelum ada PMK No. 49 tahun 2013, definisi Komite Keperawatan mengacu pada Permendagri memang berbeda. Di sana hanya disebutkan, “Komite Keperawatan merupakan kelompok profesi perawat/bidan yang anggotanya terdiri dari perawat/bidan”. Maka berbagai macam metode dalam pemilihan Ketua dan Anggota Komite Keperawatan muncul, termasuk diantaranya adalah dengan Pemilu Internal Keperawatan. Persis seperti Pemilu Legislatif untuk memilih anggota dewan.
Tapi dengan keluarnya PMK 49 tahun 2013, model pemilihan seperti itu jelas tidak dibenarkan, karena pada bagian Kesatu Umum Pasal 5 Ayat 3 disebutkan, “Komite Keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan merupakan wadah perwakilan dari staf keperawatan.”
Terhadap persoalan ini, di Pasal 8 PMK No.49 disebutkan pada ayat 1, “Keanggotaan Komite Keperawatan ditetapkan oleh Pimpinan/Direktur Rumah Sakit dengan mempertimbangkan sikap profesional, kompetensi, pengalaman kerja, reputasi dan perilaku.”
Pasal 9 PMK No. 49 Ayat 1 menyebutkan, “Ketua Komite Keperawatan ditetapkan oleh kepala/direktur Rumah Sakit dengan memperhatikan masukan dari tenaga keperawatan yang bekerja di rumah sakit”.
Dengan mengacu pada dua pasal di atas, sebenarnya cukup jelas, bahwa Ketua Komite Keperawatan ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit dengan mempertimbangkan sikap profesional, kompetensi, pengalaman kerja, reputasi dan perilaku dengan memperhatikan masukan dari tenaga keperawatan yang bekerja di rumah sakit. Jadi memang hak direktur rumah sakit untuk menentukan siapa yang dianggap paling pantas menduduki Ketua Komite Keperawatan.
Justru persoalan utama bagi komunitas perawat di rumah sakit adalah siapa yang akan diajak bicara oleh direktur dalam mempertimbangkan seseorang menduduki posisi Ketua Komite Keperawatan. Tentu yang akan diminta memberi masukan dan pertimbangan adalah perawat yang memang dipercaya oleh direktur. Di rumah sakit swasta biasanya adalah Asisten Direktur Keperawatan atau Manager Keperawatan. Bila di rumah sakit negeri mungkin Bidang Perawatan. Atau siapapun yang memang mendapat kepercayaan direktur untuk memberikan pertimbangan dan masukan.
Sebelum ada PMK No. 49 tahun 2013, definisi Komite Keperawatan mengacu pada Permendagri memang berbeda. Di sana hanya disebutkan, “Komite Keperawatan merupakan kelompok profesi perawat/bidan yang anggotanya terdiri dari perawat/bidan”. Maka berbagai macam metode dalam pemilihan Ketua dan Anggota Komite Keperawatan muncul, termasuk diantaranya adalah dengan Pemilu Internal Keperawatan. Persis seperti Pemilu Legislatif untuk memilih anggota dewan.
Tapi dengan keluarnya PMK 49 tahun 2013, model pemilihan seperti itu jelas tidak dibenarkan, karena pada bagian Kesatu Umum Pasal 5 Ayat 3 disebutkan, “Komite Keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan merupakan wadah perwakilan dari staf keperawatan.”
SEJARAH SINGKAT RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG
RS PKU Muhammadiyah Gombong |
Tanggal 26 April 1958
bertepatan dengan 06 Syawal 1377 H, atas dorongan Simbah Kyai Wirjosoedarmo
sebagai sesepu Muhammadiyah Gombong serta dukungan penuh dari K.H. Abu Dardiri,
Konsul Muhammadiyah Dareh Kedu waktu itu, telah membulatkan tekad Md. Djarot Prawirosoewarno,
selaku Ketua Muhammadiyah Cabang Gombong untuk memprakarsai berdirinya Balai
Pengobatan (klinik) Muhammadiyah di Jl. Jagalan, Kampung Kedungampel,
Wonokriyo, Kec. Gombong (Rumah Bp. M. Suhud) dengn izin Bupati Kebumen No.
U/57/DPD/Kes/58, dengan tenaga paramedis R. Kasmin Hadisoewirjo dan dokter
pengawas dr. Soedirman. Balai Pengobatan inilah yang menjadi embrio dari Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Gombong.
Tahun 1967, Balai
Pengobatan Muhammadiyah Gombong pindah lokasi ke Jl. Stasiun (Losmen Wisma
Susila) dan dikembangkan menjadi Balai Pengobatan / Rumah Bersalin (BP/RB) dan
sebagai penanggungjawab BP adalah H. Asmad Wiryosentono, sedangkan
penanggungjawab RB adalah Bidan Ida Mulyani dan dilanjutkan oleh Bidan Masi’in.
Pada tahun tersebut, RB PKU Muhammadiyah mendapat pengakuan dari BKKBN sebagai
klinik KB Swasta yang pertama di Kabupaten Kebumen. Pada dekade awal
pengembangan Rumah Bersalin serta pengelolaannya, kiprah dan peran serta aktif
para pengurus ‘Aisyiyah Kec. Gombong, yang dimotori oleh Hj. Siti Ma’idah
Soetariyo, Hj. Djalilah Basyar, dan Hj. S. Marsiyah Djarot, dibantu oleh
beberapa tokoh ‘Aisyiyah lainnya, antara lain Hj. Sutirah Maryono, Hj. Siti
Romelah Nasa, Hj. Siti Nurrahmah, Hj. Siti Amilah Mujahid, Siti ‘Aisyiyah Marsudi
berusaha memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan dan pengembangan amal
usaha Muhammadiyah ‘Aisyiyah dengan berdaya upaya secara maksimal dalam
mengadakan peralatan medis, obat-oabatan, ketenagaan, dan beberapa kelengkapan
klinik lainnya.
Tahun 1969, Sekolah
Perawat Aisyiyah Yogyakarta mengirim tenaga paramedis Soebardi Raharjo untuk
turut mengembangkan BP PKU Muhammadiyah Gombong, bahkan sempat membuka satelit
pelayanan kliniknya di desa Kalitengah, Jatijajar (Kec. Ayah) dan Petanahan.
Sekolah Bidan ‘Aisyiyah (SBA) Surakarta mengirim tenaga lulusan pertamanya,
bidan Siti Rohani untuk membantu mengelola Rumah Bersalin, khususnya dalam
meningkatkan pelayanan/penyuluhan KB di Kecamatan Gombong dan Petanahan.
Tahun 1974, sehubungan
dengan semakin meningkatnya kunjungan pasien di RB PKU Muhammadiyah Gombong,
khususnya dalam pelayanan periksa hamil, persalinan, dan KB, maka atas
permintaan Pengurus, dikirim tenaga lulusan SBA Surakarta Bidan Sri Hartati.
Tahun 1975, kedatangan
alumni SBA Surakarta yaitu Bidan Darminah disara dapat memberikan bantuan yang
sangat berarti bagi kemajuan RB PKU Muhammadiyah Gombong, terbukti dengan
cakupan pelayanan semakin meluas dan kunjungan pasien di klinik pun meningkat
tajam. Pengabdian yang dijalani bidan Darminah selama lebih dari satu dasa
warsa, membuahkan prestasi yang patut disyukuri.
Tahun 1977, melihat
peluang dan perkembangan dari BP/RB PKU Muhammadiah Gombong, maka atas prakarsa
KH. Md. Djarot Prawirosoewarno, H. Ahmad Mudjahid, H.M Saad Nur BA., H. S.
Siswosudibyo, dibantu beberapa tokoh masyarakat Gombong antara lain H. D. Soetariyo,
H. Badawi, HM. Dullah Ichwan, Ahmad Somadi, H. A. Roesmadi, H. Suwadiman, Hj.
Fatmah Maskat, serta simpatisan Muhammadiyah/’Aisyiyah dan para donatur dari
luar kota Gombong, seperti H. Kajat Wibowo, H. Muchtamil, Drs. H. M. Boston
Basyar, dan lainnya, BP/RB PKU Muhammadiyah dikembangkan menjadi Rumah Sakit. Pelaksanaanya
diserahkan oleh suatu kepanitiaan pembangunan, yang akhirnya dikukuhkan menjadi
sebuah Yayasan Pembangunan Muhammadiyah dengan akte notaris No. 32 tanggal 24
Juli 1979, yang bertujuan untuk membantu pengembangan Amal Usaha Persyarikatan
Muhammadiyah, termasuk di dalamnya BP/RB dan Sarana Pendidikan Muhammadiyah.
Tahun 1979, Yayasan
Pembangunan Muhammadiyah untuk pertama kalinya membangun sebuah gedung induk,
RB/BP PKU Muhammadiyah Gombong, berukuran 120 m2 di atas tanah waqaf dari warga
Muhammadiyah dan para donatur seluas 560 m2 (40 ubin), yang berlokasi di Jalan
Yos Sudarso Barat (No. 461) Gombong. Pembangunan ini selesai dan diresmikan
oleh Bupati KDH II Kebumen, Letkol Sumpeno Suryodiprojo dan H. M. Mawardi dari
Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta pada tanggal 26 April 1979.
Tahun 1980, Yayasan
membangun gedung yang kedua untuk asrama perawat dan bidan. Peresmiannya
dilaksanakan oleh Bupati KDH II Kebumen, Drs. Dadijono Judo Prajitno pada
tanggal 18 April 1980, sekaligus peletakan batu pertama pembangunan Gedung
Perawatan Umum yang pertama.
Tahun 1983, Yayasan
membangun Gedung Perawatan Umum yang pertama, serta Gedung Poli THT dan Poli
Anak diresmikan penggunaannya oleh Brigjen H. Burhani Tjokrohandoko (Dirjen.
Bimas Islam / Urusan Haji DEPAG RI) tanggal 9 Januari 1983, pada Pengajian
Akbar Maulid Nabi SAW yang diselenggarakan di halaman parkir BP/RB PKU
Muhammadiyah Gombong. Momentum ini dimanfaatkan oleh Yayasan Pembangunan
Muhammadiyah sebagai titik awal perkembangan dan peningkatan status BP/RB
menjadi Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Gombong.
Tahun 1986, pada
Rakornas Rumah Sakit Swasta Nasional yang diselenggarakan oleh Dep. Kes. RI di
Hotel Gunung Mas Puncak, Jawa Barat pada tanggal 30 November – 3 Desember 1986
yang dihadiri oleh Md. Djarot (Ketua Yayasan), dr. Yuyud G. Puradireja
(Penanggungjawab BP/RB/ PKU Muhammadiyah Gombong) dan J. Abdul Karim Ahmad
(Wakil Sekretaris Yayasan), dalam pernyataan Dirjen. Yanmed Depkes. Dr. H. Muh.
Isa, disampaikan adanya peluang besar dan kemudahan pengurusan izin pendirian
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong.
Tahun 1991, dibawah
kepemimpinan dr. Hardjo Djojodarmo, Sp. OG, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Gombong menerima bantuan Presiden sesuai Kepres No. 114/B/Th. 1991, tanggal 8
Oktober 1991, berupa peralatan medis senilai Rp. 97,1 juta. Ditahun yang sama,
pada peringatan Hari Kesehatan Nasional, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong
menerima Sertifikat Penghargaan dari Kakanwil Dep. Kes. Jateng sebagai juara 1
Penampilan Kerja Rumah Sakit Swasta Tingkat Pratama se-Jateng serta menerima
Sertifikat Penghargaan dari Menkes RI sebagai Juara 2 Penampilan Rumah Sakit Swasta
Tingkat Pratama seluruh Indonesia.
Tahun 1992, Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Gombong kembali mendapat penghargaan sebagai Juara 1
Penampilan Kerja Rumah Sakit Swasta Tingkat Pratama se-Jateng dan menerima
Penghargaan Pataka Nugraha Karya Husada yang diserahkan oleh Menkes RI Dr. Adhiyatma
MPH kepada Md. Djarot Prawirosoewarno (Ketua Yayasan) didampingi oleh dr. Fatah
Widodo (Wakil Direktur) pada peringatan HKN ke 28 di Jakarta, sebagai juara 1
Penampilan Kerja Rumah Sakit Swasta Tingkat Pratama Nasional.
Tahun 1993, berdasarkan
SK Yayasan No 108/SK/YRSU/1993, dr. Fatah Widodo resmi menjadi Direktur Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Gombong. Di Periode kepempimpinannya, Rumah Sakit
ditunjuk sebagai pilot proyek Pusat Informasi Keluarga Sejahtera (PIKSA) oleh
Menteri Negara Kependudukan. Kepala BKKBN Pusat, Prof. Dr. H. Haryono Suyono
dan pada tanggal 27 Agustus 1993, sekaligus meresmikan Gedung Bedah Sentral dan
Pelayanan Keluarga Berencana. Dalam acara tersebut, Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gombong menerima bantuan peralatan medis.
Tahun 1994, Yayasan
membuka pendidikan Akademi Perawatan Muhammadiyah dan secara resmi menerima
izin dari Men. Kes RI No. HK.00.06.1.1.2485/ tanggal 9 Juni 1994.
Tahun 1995, Yayasan Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Gombong, karena pertimbangan kemaslahatan dalam penyelenggaraan
Rumah Sakit di masa depan, Yayasan menonaktifkan diri serta melimpahkan
penyelenggaraan Amal Usaha Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong kepada Pimpinan
Cabang Muhammadiyah Gombong tanggal 27 Agustus 1995.
Tahun 1996, peresmian Bangsal
Rahmah oleh Bupati Amin Sudibyo pada tanggal 13 Januari 1996. Bangunan tersebut
dibangun atas sumbangan dari Marsekal H. Roesmin Noerjadin dan Hj. Marjam Martosoedirmo.
Tahun 1997, dibawah
kepemimpinan dr. N. Husein Amrah, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah menerima bantuan
berupa 1 (satu) unit Ambulance dari Bazis Pertamina Jakarta.
Tahun 1999, pada periode
kepemimpinan dr. Hj. Wiwik Widyaningsih, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong
menerima Sertifikat Akreditas Rumah Sakit Tingkat Dasar untuk 5 pelayanan dari
Dirjen. Yanmed Dep. Kes. RI No. YM.00.02.04.2.1401 / tanggal 21 Juni 1999.
Tahun 2000, pada
periode kepemimpinan dr. Haryo, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong membangun
Gedung Perawatan Inayah dan diresmikan penggunaannya oleh Bupati Kebumen, Dra. Rustriningsih
pada acara Operasi Katarak Massal di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong
tanggal 4 Juni 2000.
Tahun 2003, Pembangunan
Gedung Salma, Sentral Bedah II, Sentral Sterilisasi, Ruang Perinatal Resiko
Tinggi dan Aula yang diresmikan penggunaannya oleh Prof. Dr. H. Amien Rais MA,.
Ketua MPR RI, pada tanggal 3 Februari 2003 dalam acara Pengajian Akbar yang
diisi oleh Ketua PWM Jawa Tengah, Drs. H. M. Dahlan Rais M. Hum.
Tahun 2004, RS PKU
Muhammadiyah Gombong menerima Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Tingkat Lanjut untuk
12 Pelayanan dari Dirjen Yanmed Dep. Kes RI No. HK.00.06.3.5.270 / tanggal 21
April 2004.
Tahun 2005, RS PKU
Muhammadiyah Gombong mendapat juara 1 Lomba Taman Rumah Sakit Tigkat Kabupaten
dalam rangka lomab K3 pada peringatan HKN 41.
Tahun 2006, RS PKU
Muhammadiyah Gombong menerima bantuan dari Wakil Presiden RI, Drs. Yusuf Kalla
berupa 20 unit Elektrik Hospital Medical Bed tanggal 24 April 2006.
Tahun 2009, tepatnya
tanggal 5 Desember 2009, RS PKU Muhammadiyah Gombong menerima sertifikat ISO
9001:2008 dari PT SGS Indonesia dengan lembaga sertifikasi JAZ-AN Australia.
Langganan:
Postingan (Atom)